-->

Iklan

Ajaran Bijak Dalang Asep: Mengukur Diri dan Meraih Puncak

terasmudacianjur
Sabtu, 04 Januari 2025, 23.19 WIB Last Updated 2025-01-04T16:19:30Z



Dalang Asep Sunandar Sunarya, maestro seni wayang golek asal Jawa Barat, adalah seorang seniman yang tidak hanya mahir dalam menghidupkan tokoh-tokoh wayang, tetapi juga seorang filsuf kehidupan. Dalam setiap pagelaran wayangnya, Asep Sunandar sering menyisipkan petuah-petuah berharga, salah satunya adalah filosofi yang dikenal sebagai "Tungkul ka jukut, tanggah ka sadapan."

Secara harfiah, ungkapan ini bermakna menunduk ke rumput dan mendaki ke sadapan (tempat tinggi). Namun, di tangan Dalang Asep, maknanya jauh lebih dalam, menggambarkan esensi kehidupan manusia yang harus memahami dan menyesuaikan diri dengan situasi, sekaligus senantiasa introspeksi terhadap kemampuan diri sendiri.



Menunduk kepada Rumput: Rendah Hati dan Sadar akan Akar

Bagi Dalang Asep, "tungkul ka jukut" adalah simbol dari sikap rendah hati. Sebagai manusia, kita harus menundukkan diri terhadap sesuatu yang lebih sederhana dan kecil. Rumput melambangkan kerendahan dan kesederhanaan. Dalam kehidupan, sikap ini berarti:

1. Menghormati yang lebih kecil

Asep sering mengingatkan bahwa sehebat apa pun seseorang, dia harus tetap menghormati yang lebih muda, yang dianggap kecil, atau yang posisinya lebih rendah. Kesombongan hanya akan membawa kehancuran.


2. Menghargai asal-usul

Rumput juga melambangkan akar kehidupan. Sebagai orang Sunda, Dalang Asep selalu menekankan pentingnya menghormati leluhur, budaya, dan tradisi. Menurutnya, memahami asal-usul adalah kunci menjaga jati diri di tengah modernisasi.


3. Belajar dari Alam

Dalam banyak kisah wayangnya, alam sering menjadi guru kehidupan. Dalang Asep percaya bahwa menunduk ke rumput juga berarti belajar dari alam yang sederhana namun penuh makna.




Mendaki ke Sadapan: Pencapaian dan Kesadaran Diri

Sementara itu, "tanggah ka sadapan" menggambarkan usaha manusia untuk terus maju dan berkembang. Sadapan, sebagai tempat tinggi, melambangkan cita-cita, tujuan, atau posisi yang lebih baik. Namun, Asep Sunandar menekankan bahwa mendaki ini harus dilakukan dengan:

1. Kerja Keras

Tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan. Dalam lakon-lakon wayangnya, tokoh-tokoh seperti Arjuna dan Gatotkaca sering digambarkan mencapai kesuksesan setelah melalui ujian berat. Hal ini mengajarkan bahwa mendaki ke puncak harus dilalui dengan usaha maksimal.


2. Kesadaran Diri

Dalang Asep selalu mengingatkan pentingnya "ngukur kana kaayaan diri sorangan" (mengukur kemampuan diri sendiri). Mendaki ke puncak tanpa memahami kapasitas diri hanya akan membawa kehancuran. Dalam istilah modern, ini bisa disebut sebagai pentingnya mengenali batas kemampuan (self-awareness).


3. Keberimbangan antara Hati dan Ambisi

Menurut Dalang Asep, meskipun seseorang mendaki menuju cita-cita tinggi, dia harus tetap menjaga hatinya agar tidak terjebak dalam ambisi buta. Sadapan bukan sekadar tempat tinggi secara fisik, tetapi juga simbol pencapaian spiritual.



Relevansi dalam Kehidupan Modern

Filosofi ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat saat ini. Dalam era kompetisi yang ketat, banyak orang yang lupa untuk rendah hati (tungkul ka jukut) dan sering kali terlalu memaksakan diri mencapai sesuatu di luar kapasitasnya (tanggah ka sadapan). Asep Sunandar mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati bukan hanya tentang pencapaian, tetapi juga tentang bagaimana menjaga keseimbangan antara ambisi dan kerendahan hati.

Sebagai seniman, Dalang Asep sendiri adalah teladan dari filosofi ini. Di puncak kesuksesannya sebagai maestro wayang golek, dia tetap rendah hati, menghormati akar budayanya, dan terus belajar untuk memberikan yang terbaik bagi seni dan masyarakat.



Penutup

"Tungkul ka jukut, tanggah ka sadapan" adalah filosofi yang sederhana namun sarat makna. Di tangan seorang Asep Sunandar Sunarya, filosofi ini menjadi pedoman hidup yang menuntun manusia untuk menjadi pribadi yang seimbang: rendah hati dalam sikap, tinggi dalam cita-cita, dan bijaksana dalam mengenali dirinya sendiri. Melalui wayangnya, Dalang Asep tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pelajaran hidup yang abadi.
Komentar

Tampilkan

  • Ajaran Bijak Dalang Asep: Mengukur Diri dan Meraih Puncak
  • 0

Terkini