-->

Iklan

Ayam Pelung Milik Peternak dari Selatan Cianjur Ditawar Rp 70 Juta

terasmudacianjur
Kamis, 04 Oktober 2018, 07.40 WIB Last Updated 2024-06-21T08:15:29Z
Sekitar 300 penggemar ayam pelung mengikuti latihan bersama yang diselenggarakan Himpunan Peternak dan Penggemar Ayam Pelung Nusantara (HIPAPN) Kabupaten Cianjur di kawasan Jalan Raya Cugenang-Cipanas, Cianjur, Minggu (30/9/2018). 

Himpunan Peternak dan Penggemar Ayam Pelung Nusantara (HIPAPN) Kabupaten Cianjur kembali melakukan latihan bersama.

Kegiatan yang dibumbui doorprize sebuah sepeda motor ini untuk melestarikan budaya ayam pelung dan mengenalkan kepada generasi muda.

Latihan bersama diikuti sekitar 300 penggemar ayam pelung, di kawasan Jalan Raya Cugenang-Cipanas, Minggu (30/9/2018).

Dari latihan bersama tersebut tercipta rekor baru ayam pelung dari wilayah selatan Cianjur yakni Kecamatan Pagelaran yang memecahkan nilai tertinggi.

Ayam pelung tersebut langsung ditawar Rp 70 juta namun tak diberikan oleh sang pemilik.

Ketua DPD HIPAPN Kabupaten Cianjur, Jajang Sopandi mengatakan, latihan bersama dan ada doorprize sebuah sepeda motor ini dilakukan agar gebyar ayam pelung dikenal semua warga Cianjur.

"Meski sudah mendunia ternyata tak semua warga Cianjur tahu ayam pelung, maka kami buat sekretariat baru di pinggir jalan ini, agar gebyar ayam pelung semakin greget," kata Jajang, Minggu (30/9/2018).

Jajang mengatakan akan road show ke setiap kecamatan dan membina para peternak ayam pelung agar lebih baik lagi dalam beternak dan memasarkan ayam pelung.

Ketua Umum Himpunan Peternak dan Penggemar Ayam Pelung Nusantara (HIPAPN) Iwan Rio mengatakan, bahwa saat ini HIPAPN sudah ada perwakilan di semua kabupaten/kota di Jawa Barat.

Kami juga sudah ada perwakilan di 15 provinsi di Indonesia, ke depan harapan saya ayam pelung makin dikenal dunia," kata Iwan.

Latihan bersama, ucapnya, untuk menjaring dan memotivasi petani dan peternak ayam pelung unggulan di Cianjur.

Latihan bersama tak hanya diikuti penggemar dari Cianjur akan tetapi dari Sukabumi, Bogor, Cimahi, dan Bandung.

Iwan mengatakan, saat ini pihaknya sedang mendorong usaha bersama peternakan ayam pelung dengan merekrut para pengangguran di setiap kecamatan.

Menurutnya, nilai budaya dan nilai ekonomis yang harus dipertahankan bisa memberikan kegiatan kepada para pengangguran yang ada di setiap kecamatan.

"Ayam termahal saat ini Rp 70 juta, itu ada di peternak dari selatan Cianjur, ini membuktikan bahwa pemeliharaan tak hanya ramai di wilayah kota," kata Iwan.

Iwan merangsang para peternak lainnya untuk bersaing dalam mengembangkan ayam pelung. Ia mengatakan ayam pelung yang baru ikut kontes biasa dijual Rp 1 juta.

"Saya berpikir hal ini baik jika bisa dikembangkan di tiap kecamatan dengan merekrut mereka yang masih mengganggur," katanya.

Iwan mengatakan ada beberapa kriteria yang menjadi penilaian dalam kontes ayam pelung yang rutin digelar ini. Ada tiga kategori penting dalam penilaian, yakni suara, bobot, dan penampilan.

"Dari suara kami menilai ayam pelung tersebut harus mengeluarkan tiga buah jenis suara dalam satu lengkingan yakni suara angkatan, suara tengah, dan suara ujung," ujarnya.

Iwan mengatakan yang dimaksud dengan suara angkatan adalah ketika pertama ayam pelung tersebut bersuara. Suara pertama yang dikeluarkan tersebut harus terangkat yang menggugah siapapun yang berada tak jauh dari ayam tersebut.

Suara tengah, kata Iwan, lengkingannya terdengar merdu dan berbeda dari suara angkat atau suara pertama.

"Suara ujung itu menandakan ayam tersebut akan selesai melengking. Dari suara angkat, tengah, dan ujung semuanya harus serasi dan seimbang sehingga menimbulkan kesan merdu dan menggugah siapapun," katanya.


Untuk soal bobot ayam pelung yang masuk kriteria penilaian memiliki berat rata-rata 4,5 kilogram sampai dengan 5 kilogram.

Ia mengatakan pada bobot tersebut ayam pelung akan menghasilkan suara yang merdu dan serasi. Kriteria lainnya adalah soal penampilan.

Selain gagah, ayam pelung harus menampilkan ciri khasnya seperti jengger yang tegak berdiri dan tak miring, bulu yang cerah dan tidak kusam.

"Warna bebas asal terlihat gagah ciri khasnya ayam pelung, bentuk badan dan kaki juga proporsional," katanya.

Hal lain yang menjadi penilaian adalah bulu ekor yang terlihat indah 'lempai' panjang. "Pokoknya suara khas ayam pelung itu 'ngelewung'," katanya.

Iwan mengatakan ada beberapa kontes yang berjenjang yang biasa diikuti oleh penggemar ayam pelung. Dari mulai latihan bersama setingkat kabupaten, kontes besar, dan kontes nasional.

Kontes besar dan nasional pesertanya bisa dari selurih Indonesia. "Puncak dari kontes nasional ayam pelung ialah Mama Djarkasih Cup yang biasanya digelar bulan Desember," katanya.

Ia menyebut kontes besar lainnya akan diselenggarakan dalam waktu dekat adalah di Taman Mini Indonesia Indah. (*)






Sumber: http://jabar.tribunnews.com/
Komentar

Tampilkan

  • Ayam Pelung Milik Peternak dari Selatan Cianjur Ditawar Rp 70 Juta
  • 0

Terkini