-->

Iklan

Stratifikasi Dalam Masyarakat Sunda

terasmudacianjur
Kamis, 08 November 2018, 15.14 WIB Last Updated 2024-06-24T18:40:59Z

Masyarakat Jawa Barat, khusunya masyarakat sunda memiliki ikatan kekeluargaan yang sangat erat. Penilaian mengenai seorang keluarga tergantung bagaimana masyarakat menilai keluarga tersebut. Sehingga pada saat seseorang akan melaksanakan perkawinan hal-hal yang perlu dipertimbangkan salah satunya dari keputusan kaum keluarganya atau tokoh adat setempat. Dalam masyarakat desa kehidupan bermasyarakat cenderung lebih diatur oleh pamong desa atau Lurah yang menjadi kepala di desa tersebut yang memiliki kewenangan untuk mngelola sistem pemerintahan dan perkara-perkara keagamaan serta adat istiadat yang biasa dilaksanakan. Di desa selain pamong desa yang dapat memberikan keputusan-keputusan bagi kepentingan kehidupan dan perkembangan desa yang bersangkutan tokoh agama sekalipun dapat memberikan keputusannya.

Hal hal yang membedakan anatar kelompok elite atau kelompok biasa dalam status yaitu berdasarkan kedudukan, pendidikan, dan ekonomi. W.M.F. Hofsteede, dalam disertasinya Decision-making Process in Four West Java Villages (1971) juga menyimpulkan bahwa ada stratifikasi masyarakat ke dalam kelompok elite dan massa. Elite setempat terdiri dari lurah, pegawai-pegawai daerah dan pusat, guru, tokoh-tokoh politik, agama dan petani-petani kaya. Selanjutnya, petani menengah, buruh tani, serta pedagang kecil termasuk pada kelompok massa. Informal leaders, yaitu mereka yang tidak mempunyai jabatan resmi di desanya sangat berpengaruh di desa tersebut, dan diakui sebagai pemimpin kelompok khusus atau seluruh desa.

Hubungan seseorang dengan orang lain dalam lingkungan masyarakat sunda sangat penting karena berhubungan dengan keluarga lain akan menentukan kedudukan seseorang dalam struktur kekerabatan keluarga besarnya dan akan memberikan berbagai manfaat kepad keluarga besarnya yaitu dapat lebih dihormati, harga menghargai, kerjasama,dan saling menolong. jadi hal ini bukan hanya tercermin dari adanya istilah atau sebutan bagi setiap tingkat hubungan itu yang langsung dan vertikal (bao, buyut, aki, bapa, anak, incu) maupun yang tidak langsung dan horisontal (dulur, dulur misan, besan), melainkan juga berdampak kepada masalah ketertiban dan kerukunan sosial.


Sumber artikel:http://menginspirasi-bersama-publik.blogspot.com
Komentar

Tampilkan

  • Stratifikasi Dalam Masyarakat Sunda
  • 0

Terkini