Masa pemerintahan Prabu Pitakumanajaya dibantu oleh beberapa orang patih yakni:
1. Bomanlarang,
2. Kutamadunya,
3. Suryalaga,
4. Rangijid dan
5. Soko Ganggalang.
Selain itu Pitakumanajaya didampingi prameswari Dewi Salangkangpati yang berasal dari gunung Cereme. Dari pernikahan ini memperoleh dua anak, yaitu Laganastasoma dan Putri Sangwangi.
Masa pemerintahan Prabu Pitakumajaya diawali dengan berita duka mundurnya Aki Seuseupan penasihat raja yang sudah mengabdi sejak jaman Prabu Kujang Pilawa. Aki Seuseupan merasa sudah saatnya mundur dari pemerintahan karena merasa sudah uzur, Aki Seuseupan memilih menghabiskan sisa umurnya dengan membuka pesanggrahan di sekitar kampung Manglid gunung Aseupan Kec. Cijedil Kab. Cianjur sekarang. Besar kemungkinan nama gunung Aseupan yang dikenal warga sekarang juga berasal dari nama Aki Seuseupan.
Prabu Pitakumanajaya memerintah tidak lama, pada umur 39 tahun ia meninggal dunia karena sakit. Kematian ini membawa duka yang mendalam dikalangan rakyatnya, namun tidak bagi Patih Rangijid dan Patih Sokoganggalang. Dua patih ini secara terang-terang berebut tahta Jampang Manggung, keduanya berambisi menjadi raja dan menggunakan segala cara untuk meraihnya.
Agar terhindar dari akibat rebutan tahta, Patih Bomanlarang, Patih Kutamadunya dan Patih Suryalaga menyelamatkan permaisuri dan kedua putra mendiang Pitakumanajaya yang masih kecil. Dewi Salakangpati dan kedua putranya secara diam-diam dibawa keluar kraton.
Sumber:
Cianjur dari Masa ke Masa ( Fakta Sejarah dan Cerita Rakyat ) | Yayasan Dalem Aria Cikondang Cianjur. 2020
Penyusun:
R. Luki Muharam, SST
Editor :
R. Pepet Djohar
Dr. Dadang Ahmad Fajar,
M.Ag Memet Muhammad Thohir