-->

Iklan

Sejarah dan Makna di Balik Semboyan Nista, Maja, Utama

terasmudacianjur
Senin, 01 Juli 2024, 23.13 WIB Last Updated 2024-07-01T16:23:42Z


Wargi pernah mendengar istilah “nista maja utama”? Biasanya, kata-kata ini dilontarkan oleh orang Sunda ketika ada sesuatu yang menjengkelkan. Semboyan ini terkenal terutama di kalangan masyarakat Jawa Barat. Konon, menurut sejarahnya, istilah ini berkaitan erat dengan klub sepak bola yang terkenal di Jawa Barat, yaitu Persib Bandung.

Asal Usul Semboyan "Nista, Maja, Utama"

Saat Persib Bandung menjuarai Liga Super Indonesia tahun 2014, sebagian Bobotoh (pendukung Persib) kerap menggaungkan semboyan "Nista, maja, utama". Namun, meski sering terdengar, tidak sedikit pula Bobotoh yang belum mengetahui makna dan cerita di balik semboyan tersebut.

Menurut buku Persib Undercover (2014), semboyan ini lahir ketika Persib dipimpin oleh Ateng Wahyudi pada tahun 1985. Ateng Wahyudi menerima estafet kepemimpinan Persib dari Solihin G.P. Uniknya, Solihin menyerahkan estafet kepemimpinan ke Ateng hanya melalui sambungan telepon, tanpa seremoni serah terima jabatan.

Semboyan "Nista, maja, utama" memiliki arti "Sekali gagal, dua kali gagal, tiga kali harus berhasil". Untuk memahami maksud di balik arti ini, kita perlu menengok kembali kiprah Persib di awal dekade 1980-an.

Kiprah Persib di Awal Dekade 1980-an

Setelah mengalami periode terpuruk pada tahun 1978, Persib kembali bangkit di kompetisi Perserikatan tahun 1983. Maung Bandung (julukan Persib) lolos ke babak final Perserikatan tahun 1983, namun dikalahkan PSMS Medan dengan skor 3-2.

Pada kompetisi Perserikatan tahun 1985, Persib kembali menembus babak final dan berhadapan lagi dengan PSMS Medan. Sayangnya, Persib takluk dari PSMS kali ini dengan skor 3-4 melalui adu penalti. Dua kali berturut-turut gagal meraih juara ini melahirkan semboyan "Nista, maja, utama". Persib sudah dua kali gagal, sehingga jangan sampai gagal untuk ketiga kalinya pada Perserikatan tahun 1986.

Pembuktian Semboyan "Nista, Maja, Utama"

Semangat dari semboyan itu terbukti pada Perserikatan tahun 1986. Persib yang kembali menembus babak final kali ini sukses menjadi juara setelah mengalahkan Perseman Manokwari dengan skor tipis 1-0. Gol kemenangan Persib dicetak oleh Djajang Nurdjaman pada menit ke-77. Gelar juara ini sudah dinantikan Persib selama 25 tahun sejak terakhir kali juara pada Perserikatan tahun 1961.

Arti Kata Nista, Maja, dan Utama

Menurut Kamus Bahasa Sunda-Indonesia oleh Maman Sumantri, dkk. (1985):

- Nista (Nirca): artinya aib atau menyimpang dari ajaran agama.

- Maja (Maya): artinya sedang, merupakan ubahan dari kata madya.

- Utama: artinya cukup.

Pada dasarnya, jika wargi melakukan sesuatu yang tidak baik atau tidak menyenangkan sekali atau dua kali, wargi masih dapat memaafkannya. Namun, tidak ada ampun untuk melakukan hal yang sama tiga kali berturut-turut.
Komentar

Tampilkan

  • Sejarah dan Makna di Balik Semboyan Nista, Maja, Utama
  • 0

Terkini