H. Hamzah Haz (15 Februari 1940 – 24 Juli 2024) adalah politikus dan aktivis Islam Indonesia yang dikenal sebagai Wakil Presiden Indonesia ke-9, menjabat dari 2001 hingga 2004. Selain itu, Hamzah Haz juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari 1998 hingga 2007. Ia juga memiliki karier panjang sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia selama tujuh periode sejak 1971 hingga 1999.
Kehidupan Awal dan Pendidikan
Hamzah Haz dilahirkan di Desa Pesaguan, Matan Hilir Selatan, Ketapang, Kalimantan Barat pada 15 Februari 1940. Ayahnya, Haji Abdul Hadi Achmad, adalah seorang guru Sekolah Rakyat yang kemudian menjadi kepala desa, dan ibunya bernama Hajjah Zainab. Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Ekonomi Atas di Pontianak pada tahun 1960, Hamzah memulai karier sebagai wartawan di surat kabar Bebas di Pontianak dan juga menjadi guru SMA di Ketapang. Selain itu, ia aktif sebagai penulis dan Sekretaris Pengurus Nahdlatul Ulama Kabupaten Ketapang periode 1960–1961.
Hamzah kemudian dikirim oleh Pemerintah Kabupaten Ketapang untuk melanjutkan pendidikan di Akademi Perbankan Bandung. Ia juga melanjutkan pendidikannya di Akademi Koperasi Yogyakarta, hingga meraih gelar Sarjana Muda (B.Sc) pada tahun 1965. Di Yogyakarta, ia mendirikan dan menjabat sebagai Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Akademi Koperasi Yogyakarta periode 1962–1965 serta Ketua Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Barat di Yogyakarta.
Karier Awal
Setelah kembali dari Yogyakarta, Hamzah melanjutkan karier sebagai wartawan dan mendirikan surat kabar Berita Pawan. Pada tahun 1965, ia melanjutkan studi di Jurusan Ekonomi Perusahaan Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura hingga tingkat kelima. Selama periode ini, Hamzah juga aktif sebagai Ketua PMII Cabang Kalimantan Barat periode 1965–1971 dan menjabat sebagai penulis serta Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat dan Ketua Badan Pemeriksa Induk Koperasi Kopra Indonesia.
Karier Politik
Pada tahun 1968, Hamzah terpilih sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Ia juga menjabat sebagai Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia Konsulat Pontianak dan asisten dosen di Universitas Tanjungpura. Pada tahun 1971, Hamzah menjadi Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Kalimantan Barat dan terpilih menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia mewakili NU dari Kalimantan Barat. Setelah kebijakan pemerintah yang mewajibkan fusi antara Nahdlatul Ulama (NU) dengan partai-partai Islam lainnya menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada tahun 1973, Hamzah aktif sebagai anggota DPR untuk PPP serta menjadi pengurus penting PPP hingga akhirnya menjabat Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan.
Jabatan Menteri dan Wakil Presiden
Pada 21 Desember 1998, Hamzah dianugerahi gelar doktor Honoris Causa dari American World University, sebuah institusi yang tidak terakreditasi di Amerika Serikat dan tergolong sebagai pabrik ijazah. Pada tahun 1998, Hamzah diangkat menjadi Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) oleh Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie, tetapi ia mengundurkan diri setelah satu tahun menjabat akibat desakan masyarakat agar pimpinan partai tidak menjabat menteri. Kemudian, pada 6 Oktober 1999, Hamzah terpilih sebagai Wakil Ketua DPR-RI untuk periode 1999–2004.
Beberapa minggu setelah menjadi Wakil Ketua DPR-RI, Presiden Abdurrahman Wahid memintanya menjadi Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dalam Kabinet Persatuan Nasional. Hamzah kembali mengundurkan diri setelah hanya menjabat selama dua bulan untuk fokus pada partai. Puncak karier politik Hamzah Haz terjadi ketika ia berhasil menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia menggantikan Megawati Soekarnoputri yang naik jabatan menjadi Presiden menggantikan Abdurrahman Wahid yang diberhentikan melalui Sidang Istimewa MPR yang dipimpin oleh Ketua MPR saat itu, Amien Rais. Dalam pemilihan Wakil Presiden yang dilakukan oleh 700 anggota MPR tersebut, Hamzah Haz unggul dari Susilo Bambang Yudhoyono dan Akbar Tandjung.
Pemilu 2004 dan Akhir Karier Politik
Pada Pemilu 2004, Partai Persatuan Pembangunan meraih posisi keempat dengan 8,15% suara. Hamzah Haz kemudian dicalonkan sebagai calon presiden oleh PPP berpasangan dengan Agum Gumelar sebagai calon wakil presiden, namun mereka hanya memperoleh 3% suara.
Wafat
Hamzah Haz meninggal dunia di Tegalan, Kelurahan Palmeriam, Matraman, Jakarta Timur pada 24 Juli 2024 pukul 09.30 WIB pada usia 84 tahun. Ia dimakamkan di pemakaman pribadi keluarga dekat masjid yang dibangunnya di Yayasan Al-Ikhlas, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Ia meninggalkan seorang istri, 12 anak, serta banyak cucu dan cicit.
Penutup
Hamzah Haz dikenal sebagai tokoh politik yang gigih dan berpengaruh dalam perkembangan politik Indonesia, khususnya dalam ranah politik Islam. Karier panjangnya sebagai anggota DPR, menteri, dan akhirnya Wakil Presiden Indonesia mencerminkan dedikasinya terhadap negara dan partai yang diwakilinya.