Wakil Ketua Umum Golkar sekaligus Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, telah ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Golkar. Penunjukan ini dilakukan untuk mengisi kekosongan kursi kepemimpinan partai setelah Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari posisi Ketua Umum.
Menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai, posisi Plt Ketua Umum bersifat sementara dan bertugas sampai pemilihan Ketua Umum Golkar yang baru melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Munaslub ini diharapkan dapat digelar dalam waktu dekat untuk menentukan pemimpin definitif partai beringin tersebut.
Agus Gumiwang Kartasasmita, yang sering disapa AGK, lahir di Jakarta pada 3 Januari 1969. Ia telah menjabat sebagai menteri di dua kementerian berbeda selama kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada Pilpres 2014, AGK menunjukkan loyalitasnya kepada Jokowi, meskipun Golkar saat itu mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Pada 24 Agustus 2018, menjelang akhir masa jabatan pertama Presiden Jokowi, Agus Gumiwang dilantik sebagai Menteri Sosial, posisi yang diembannya hingga 20 Oktober 2019. Sejak awal periode kedua Jokowi, ia ditunjuk sebagai Menteri Perindustrian, jabatan yang masih ia pegang hingga kini.
AGK merupakan anak dari tokoh politik senior Ginandjar Kartasasmita dan Yultin Harlotina. Ia menempuh pendidikan sarjana di Pacific Western University, Hawaii, Amerika Serikat, di jurusan Science Commercial and Industrial Economic, dan lulus pada tahun 1994. Ia kemudian melanjutkan pendidikan magister di Universitas Pasundan, Bandung, jurusan Administrasi Publik, dan studi doktoral di Universitas Padjajaran, Bandung, dalam bidang Ilmu Pemerintahan.
Dalam karier politiknya di Partai Golkar, AGK telah menduduki sejumlah posisi strategis, termasuk sebagai Sekretaris Fraksi Golkar di DPR RI. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar DKI Jakarta setelah posisi tersebut ditinggalkan oleh Fayakhun Andriadi yang terjerat kasus korupsi Bakamla.
AGK juga sempat masuk bursa calon Ketua DPR RI untuk menggantikan Setya Novanto yang terjerat kasus korupsi e-KTP. Namun, posisi Ketua DPR akhirnya jatuh ke tangan Bambang Soesatyo.
Namun, perjalanan politik AGK di Golkar tidak selalu mulus. Ia pernah mengalami pemecatan dari partai pada Musyawarah Nasional IX Partai Golkar di Bali tahun 2014. Pemecatan tersebut dilakukan oleh Ketua Umum Partai Golkar saat itu, Aburizal Bakrie, dan Sekjen Golkar, Idrus Marham. Meski demikian, AGK dan beberapa kader Golkar yang dipecat akhirnya direhabilitasi setelah keluarnya Surat Keputusan dari Kementerian Hukum dan HAM terkait kepengurusan hasil Munas Riau.
Dengan pengalamannya yang luas di dunia politik dan pemerintahan, penunjukan AGK sebagai Plt Ketua Umum Golkar diharapkan mampu membawa stabilitas dan mempersiapkan partai menuju Munaslub untuk memilih pemimpin baru yang definitif.