Dari Ma’qil Bin Yasâr Radhiyallahu anhu berkata, aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang hamba pun yang diberi amanah oleh Allâh untuk memimpin bawahannya yang pada hari kematiannya ia masih berbuat curang atau menipu rakyatnya, melainkan Allâh mengharamkan surga atasnya. [Muttafaq alaih]
Dalam ajaran Islam, tanggung jawab seorang pemimpin, baik dalam skala besar maupun kecil, sangatlah berat. Setiap pemimpin memiliki kewajiban untuk menjaga hak-hak orang yang dipimpinnya dengan penuh tanggung jawab, tanpa berbuat curang atau zalim. Hadits Nabi Muhammad SAW banyak mengingatkan kita tentang besarnya tanggung jawab ini, serta ancaman yang menanti bagi mereka yang menyia-nyiakan amanah tersebut.
Kewajiban Pemimpin dalam Islam
Pemimpin, dalam ajaran Islam, memiliki kewajiban untuk menjaga dan melindungi rakyatnya. Hal ini mencakup melindungi hak-hak mereka, memastikan kesejahteraan mereka, dan menjalankan pemerintahan dengan adil. Rasulullah SAW bersabda, "Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya." Hadits ini menunjukkan bahwa setiap orang yang memegang kendali atas urusan orang lain, apalagi dalam kapasitas sebagai pemimpin, harus memastikan bahwa ia menjalankan tugasnya dengan penuh kejujuran dan integritas.
Khianat dan Kecurangan Pemimpin: Dosa Besar dalam Islam
Islam sangat menentang segala bentuk kecurangan dan pengkhianatan, terutama yang dilakukan oleh seorang pemimpin terhadap rakyatnya. Kecurangan dalam konteks ini bisa berarti banyak hal, mulai dari tidak menegakkan syariat Allah, membuat keputusan hukum yang tidak sesuai dengan ketentuan Allah, hingga tidak memperhatikan kesejahteraan rakyat. Perbuatan-perbuatan ini dianggap sebagai dosa besar karena dampaknya yang sangat merugikan umat manusia.
Nabi Muhammad SAW memberikan peringatan keras terhadap pemimpin yang tidak tulus dalam menasihati rakyatnya. Menurut beliau, seorang pemimpin yang mengabaikan kewajiban ini bisa saja dihalangi dari surga oleh Allah SWT. Hal ini menegaskan betapa pentingnya integritas dan kejujuran dalam memimpin. Nasihat yang dimaksud dalam konteks ini adalah usaha untuk mewujudkan kemaslahatan bagi rakyat, dengan memenuhi hak-hak mereka dan menjaga kesejahteraan mereka.
Bentuk-bentuk Khianat dan Kecurangan Pemimpin
Khianat dan kecurangan yang dilakukan oleh seorang pemimpin bisa muncul dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah menyepelekan penerapan syariat Allah. Seorang pemimpin yang tidak menerapkan hukum Allah, atau yang memutuskan perkara dengan hukum yang tidak sesuai dengan ajaran-Nya, dianggap telah melakukan pengkhianatan. Demikian pula, seorang pemimpin yang tidak peduli terhadap penegakan agama Allah, tidak mendukung amar makruf nahi mungkar, dan tidak memperhatikan nasib rakyatnya, juga termasuk dalam kategori pemimpin yang curang.
Selain itu, kecurangan juga bisa berbentuk tidak mendengarkan atau menutup diri dari keluhan rakyat. Pemimpin yang tidak mau mendengar aspirasi rakyatnya, yang membuat jarak dan sekat dengan mereka, dan yang tidak berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka, juga termasuk dalam kategori pemimpin yang mengkhianati amanahnya.
Tidak hanya itu, membiarkan para pelaku kriminal merusak moral, menjarah harta, atau menodai kehormatan manusia tanpa ada tindakan pencegahan atau penegakan hukum juga merupakan bentuk kecurangan. Dalam Islam, seorang pemimpin harus memastikan bahwa keadilan ditegakkan, dan bahwa para pelaku kejahatan mendapatkan hukuman yang setimpal, baik itu melalui hukuman hadd maupun ta’zir.
Nepotisme dan Pengangkatan Pejabat yang Tidak Kapabel
Salah satu bentuk kecurangan yang sering terjadi adalah pengangkatan pejabat atau pemberian jabatan berdasarkan pilih kasih, bukan atas dasar kapabilitas. Islam melarang keras tindakan ini karena bisa merusak tatanan masyarakat. Mengangkat seseorang yang tidak kapabel dalam bidangnya, baik itu terkait jabatan kepemimpinan suatu wilayah, hakim, atau jabatan lainnya, akan berdampak buruk bagi masyarakat. Hal ini bisa mengakibatkan ketidakadilan, korupsi, dan berbagai masalah sosial lainnya.
Penutup
Dalam Islam, pemimpin memiliki tanggung jawab yang sangat besar di hadapan Allah SWT dan rakyatnya. Kecurangan dan pengkhianatan dalam kepemimpinan adalah dosa besar yang akan menghalangi seseorang dari surga. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus selalu berusaha untuk menjalankan amanahnya dengan penuh kejujuran, integritas, dan keadilan. Hanya dengan cara ini, ia bisa memenuhi hak-hak rakyatnya dan mendapatkan ridha Allah SWT.