-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Gedung Ampera: Saksi Bisu Peristiwa G30S/PKI 1966 di Cianjur

Senin, 30 September 2024 | 10.24 WIB | 0 Views Last Updated 2024-09-30T03:24:10Z

Di Jalan Suroso, kawasan Solokpandan, Cianjur, berdiri sebuah bangunan bersejarah yang tak lekang oleh waktu, meski dinding dan kusen-kusennya telah dimakan usia. Gedung Ampera, yang kini dikenal sebagai Gedung Dewan Kesenian Cianjur (DKC), merupakan saksi bisu perjalanan panjang Cianjur dalam sejarah Indonesia, khususnya pada era Orde Lama dan masa-masa kelam peristiwa G30S/PKI tahun 1966. Gedung ini menyimpan jejak sejarah yang sarat dengan dinamika politik dan sosial yang membentuk masa depan Cianjur. Berikut ini adalah rangkuman sejarah Gedung Ampera yang penuh cerita.

1. Awalnya Merupakan Bangunan Sekolah

Gedung Ampera dibangun pada tahun 1950 oleh Teng Tjai, seorang pengusaha sukses sekaligus anggota persekutuan China Hokkian di Cianjur. Berarsitektur kolonial, gedung ini awalnya difungsikan sebagai sekolah bagi anak-anak keturunan Tionghoa yang menetap di Cianjur. Menurut sejarawan Luki Muharam, aktivitas belajar mengajar di gedung ini berlangsung selama kurang lebih 16 tahun, sebelum peristiwa besar yang terjadi pada tahun 1966 mengubah segalanya.

Teng Tjai membangun gedung ini dengan dana pribadi, sebagai wujud komitmennya terhadap pendidikan dan komunitas Tionghoa di Cianjur. Gedung yang berdiri kokoh ini menjadi salah satu simbol kehadiran komunitas Tionghoa di tengah masyarakat Cianjur saat itu.

2. Sempat Diambil Alih oleh KAMI

Perjalanan Gedung Ampera tidak bisa dilepaskan dari gejolak politik di Indonesia pada pertengahan 1960-an. Ketika prahara G30S/PKI memuncak pada tahun 1966, Gedung Ampera menjadi bagian dari kisah kelam itu. Teng Tjai, bersama banyak keturunan Tionghoa lainnya, dituduh sebagai pendukung Republik Rakyat China (RRC) atau pro-komunis, sehingga aktivitas sekolah di gedung tersebut dihentikan.

Setelah penutupan sekolah, Gedung Ampera diambil alih oleh KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), sebuah kelompok yang berperan besar dalam aksi-aksi politik anti-PKI. Gedung ini kemudian digunakan sebagai markas KAMI untuk mengkoordinasikan kegiatan mereka di Cianjur. Selain KAMI, kelompok KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia) juga turut menggunakan gedung ini sebagai basis pergerakan mereka. Pada masa itu, nama gedung diubah menjadi Gedung Ampera, sebuah akronim dari Amanat Penderitaan Rakyat, yang mencerminkan semangat perjuangan rakyat melawan komunisme.

3. Kini Menjadi Balai Seni

Seiring dengan berjalannya waktu, pada awal Orde Baru, Gedung Ampera diserahkan kepada Pemerintah Daerah Cianjur. Bangunan ini kemudian digunakan sebagai kantor berbagai instansi pemerintahan seperti Dinas Pariwisata dan BP 7. Fungsi gedung terus berkembang, dan sejak tahun 2000, Gedung Ampera dialihfungsikan menjadi Balai Seni, yang juga menjadi sekretariat Dewan Kesenian Cianjur serta stasiun radio lokal.

Namun, perjalanan gedung ini tidak berhenti di situ. Pada tahun 2010, keluarga Teng Tjai sempat berupaya mengambil alih kembali kepemilikan gedung ini, dengan rencana untuk mengubahnya menjadi pusat perbelanjaan. Langkah ini memicu protes dari sejumlah aktivis dan budayawan lokal, yang menolak keras rencana komersialisasi gedung bersejarah tersebut. Mereka menginginkan agar Gedung Ampera tetap menjadi balai seni yang melestarikan budaya Cianjur.

Meski kondisinya kini memprihatinkan akibat kurangnya perawatan, Gedung Ampera tetap berfungsi sebagai pusat kegiatan seni. Berbagai pertunjukan seni sering kali digelar di gedung ini, dan gedung pun kerap disewakan untuk acara-acara kebudayaan. Gedung Ampera bukan hanya sekadar bangunan tua, tetapi simbol dari perjalanan sejarah yang kompleks dan penuh makna di Cianjur.

Kesimpulan

Gedung Ampera di Cianjur bukan hanya sekadar bangunan bersejarah, tetapi juga saksi bisu dari berbagai peristiwa penting yang terjadi di Indonesia, mulai dari dinamika komunitas Tionghoa, gejolak politik G30S/PKI, hingga peran gedung ini sebagai pusat kegiatan seni di era modern. Meski usianya sudah renta dan kondisinya tak lagi prima, Gedung Ampera tetap menjadi bagian penting dari warisan sejarah dan budaya Cianjur yang perlu dilestarikan untuk generasi mendatang.
×
Berita Terbaru Update