Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mendorong setiap desa di wilayahnya untuk memiliki leuit atau lumbung padi. Keberadaan leuit dipandang sangat penting untuk menyimpan gabah yang sewaktu-waktu dapat digunakan ketika terjadi penurunan produksi akibat kekeringan atau bencana lainnya.
Bupati Cianjur, Herman Suherman, menjelaskan bahwa leuit adalah semacam gudang yang digunakan untuk menyimpan gabah atau padi. Saat ini, sejumlah desa di Kabupaten Cianjur telah berinisiatif membangun leuit untuk mengantisipasi kebutuhan pangan di masa mendatang.
“Jadi, hasil panen padi petani itu ada yang dibeli oleh pihak desa dan kemudian disimpan di leuit. Gabah atau padi akan dikeluarkan saat kondisi darurat atau mendesak,” ujar Herman Suherman dalam keterangannya.
Di tengah kondisi kemarau panjang yang tengah melanda saat ini, yang berpotensi menyebabkan kerawanan pangan, Herman menegaskan bahwa keberadaan leuit sangat penting. Dengan adanya leuit, desa-desa dapat mengantisipasi penurunan produksi gabah karena telah memiliki cadangan yang tersimpan dengan baik.
Untuk mendukung upaya ini, Bupati Herman Suherman telah menginstruksikan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) serta para kepala desa agar memprioritaskan dana ketahanan pangan sebesar Rp200 juta untuk membeli gabah dari para petani. Gabah tersebut nantinya akan disimpan di leuit sebagai cadangan pangan.
“Kami ingin setiap desa memiliki cadangan pangan yang memadai, sehingga ketika ada situasi darurat, desa-desa di Cianjur sudah siap dengan solusi yang ada. Leuit ini akan menjadi salah satu langkah konkret dalam menghadapi ancaman krisis pangan yang mungkin terjadi,” pungkasnya.