-->
Jum'at 2 Mei 2025

Notification

×
Jum'at, 2 Mei 2025

Iklan

Iklan

Bocah Korban Perundungan di Subang Meninggal Dunia Setelah 6 Hari Dirawat di Rumah Sakit

Senin, 25 November 2024 | 10.25 WIB | 0 Views Last Updated 2024-12-04T00:44:56Z


ARO (9), bocah yang diduga menjadi korban perundungan oleh kakak kelasnya di SDN Jayamukti, Subang, akhirnya meninggal dunia setelah enam hari dirawat di RSUD Ciereng. ARO, yang mengalami kondisi kritis sejak dilarikan ke rumah sakit, menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin (25/11/2024) pukul 16.10 WIB.
Wakil Direktur Utama Pelayanan Medik RSUD Ciereng, Syamsu Riza, mengungkapkan, "Ini hari ke-6, kondisinya memang tidak stabil, kritis, kondisi koma, kalau dari sisi medis ini udah mati batang otak, tadi meninggal jam 16.10 WIB," ujar Syamsu kepada awak media.

Pihak rumah sakit telah melakukan berbagai upaya medis untuk membantu ARO tetap bertahan hidup, namun sayangnya, upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
"Diagnosa awal terjadi pendarahan di otak, curiganya ke sana (benturan) kalau tidak ada kecurigaan lain. Belum bisa kita pastikan ada penyakit bawaan atau tidak, pemeriksaan belum kita lakukan karena pasien tidak stabil," jelasnya.

Syamsu menambahkan, sejak pertama kali dibawa ke rumah sakit, ARO sudah dalam kondisi koma dan tidak sadarkan diri.
"Dari awal datang sampai meninggal tidak ada perubahan, saat datang sudah koma di IGD, tidak sadarkan diri," kata Syamsu.

Menurutnya, pihak rumah sakit tidak dapat menentukan berapa lama ARO sudah dalam kondisi koma sebelum dilarikan ke rumah sakit. Karena itu, dilakukan observasi dan pemeriksaan lebih lanjut, termasuk autopsi yang akan dilakukan oleh pihak kepolisian.
"Kita belum bisa menentukan sudah lama atau tidak, makanya dilakukan autopsi oleh pihak kepolisian. Dari hasil autopsi bisa disimpulkan," pungkasnya.

Kondisi tragis ini semakin menambah keprihatinan terkait perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah. Sebelumnya, ARO mengaku telah dibuli dan disakiti oleh tiga kakak kelasnya, yang diduga menyebabkan benturan keras di kepala dan cedera lainnya. Pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kebenaran peristiwa tersebut.
Keluarga korban berharap agar kasus ini mendapat perhatian serius, dan agar pelaku perundungan dapat diproses sesuai hukum. Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi seluruh pihak untuk lebih memperhatikan dan melindungi anak-anak dari kekerasan di lingkungan pendidikan. 
×
Berita Terbaru Update