-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Siswa di Subang Jadi Korban Perundungan, Alami Sakit Parah dan Kesulitan Berjalan

Jumat, 22 November 2024 | 10.04 WIB | 0 Views Last Updated 2024-11-26T03:06:01Z


ARO (9), seorang siswa kelas 3 di SDN Jayamukti, Subang, diduga menjadi korban perundungan yang dilakukan oleh tiga kakak kelasnya. Setelah mengalami perundungan, kondisi kesehatan ARO memburuk, bahkan hingga mengeluhkan sakit perut, sakit kepala, dan muntah-muntah.

Peristiwa ini terungkap saat saudara korban, Sarti, memberikan penjelasan mengenai kondisi ARO yang semakin memburuk setelah dua hari mengalami muntah-muntah dan sakit perut.

"Dua hari itu dia muntah terus kalau makan, muntah, makan muntah, perutnya sakit. Sama uwa-nya nggak cerita karena takut. Kata saya, kenapa kamu kayak gitu, sakit perutnya? Dibenerin (diurut), abis diurut nggak muntah lagi," ujar Sarti saat ditemui di rumahnya pada Jumat (22/11/2024).

Namun, meskipun kondisi ARO terus memburuk, ia tetap pergi ke sekolah. Belakangan, kondisi fisik ARO semakin parah, hingga ia kesulitan untuk membuka mata dan harus merangkak untuk bergerak. Sarti menambahkan, "Gak pernah cerita, itu waktu dia mau drop mau berangkat ke rumah sakit, saya tanya kamu kenapa? Kepala sakit, melek nggak bisa jalan susah. Katanya dijedotin ke tembok, ditajong (tendang) pengakuan (korban) sama tiga orang itu."

Sarti mengungkapkan bahwa ARO mengaku bahwa perundungan yang dialaminya dilakukan oleh tiga siswa kelas yang lebih tinggi, yakni kelas 4 dan 5. Berdasarkan pengakuan ARO, tiga orang yang terlibat adalah M, D, dan O, yang diduga melakukan tindakan kekerasan terhadap korban, seperti menjedotkan kepala ARO ke tembok dan menendangnya.

Kasus ini kini tengah dalam penyelidikan pihak sekolah dan pihak berwenang. Warga setempat dan keluarga korban berharap agar perundungan ini mendapatkan perhatian serius dan langkah tegas untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa depan. ARO saat ini telah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Pihak keluarga juga mengungkapkan bahwa ARO sangat takut untuk melaporkan perundungan yang dialaminya, karena merasa terancam dan khawatir akan mendapatkan perlakuan yang lebih buruk dari para pelaku.

"Dia takut banget, nggak mau cerita. Kalau ada masalah, dia cuma diam aja," ungkap Sarti.

Dengan kejadian ini, masyarakat dan pihak sekolah diharapkan lebih peduli terhadap kasus perundungan yang kerap terjadi di lingkungan pendidikan. Perundungan dapat memberikan dampak psikologis yang berat bagi korban, dan perlu adanya upaya pencegahan yang lebih maksimal agar tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban perundungan.

Pihak sekolah dan dinas pendidikan diharapkan memberikan perhatian lebih terhadap masalah ini dan melakukan langkah-langkah yang dapat memastikan keselamatan dan kenyamanan siswa di sekolah.


×
Berita Terbaru Update