China melaporkan peningkatan kasus human metapneumovirus (HMPV) di wilayahnya di bagian utara dalam beberapa minggu terakhir, memicu kekhawatiran di media sosial tentang potensi wabah seperti COVID-19.
Beijing telah mengakui peningkatan kasus HMPV tersebut dan menghubungkannya dengan musim dingin. Namun, lonjakan ini tidak seharusnya menimbulkan ketakutan atau kekhawatiran akan ancaman kesehatan global yang lebih besar dan fatal, menurut para pakar kesehatan internasional.
"Jumlah infeksi saluran pernapasan yang dilaporkan di China masih dalam kisaran normal untuk musim dingin," kata Dr. Margaret Harris, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada hari Selasa.
“Ini bukan virus baru.”
Pakar kesehatan lainnya setuju.
“Tidak perlu panik. Namun, bagi mereka yang termasuk kelompok berisiko tinggi, ini adalah saat untuk berhati-hati,” kata William Schaffner, seorang dokter penyakit menular dan profesor di Vanderbilt University Medical Center, kepada Scientific American pada hari Senin.
Apa itu HMPV?
HMPV adalah virus pernapasan umum yang biasanya meningkat setiap musim dingin dan musim semi, kata para pejabat kesehatan.
Virus ini telah beredar di antara manusia setidaknya selama enam dekade, tambah para pakar.
Gejala umum meliputi demam, batuk, dan hidung tersumbat. Dalam kasus yang parah, gejala dapat menyebabkan bronkitis dan pneumonia.
HMPV biasanya menyebar melalui batuk, bersin, berjabat tangan, atau menyentuh benda yang terkontaminasi virus.
Setelah terpapar virus, seseorang biasanya jatuh sakit dalam waktu tiga hingga enam hari.
Anak-anak kecil, orang dewasa yang berusia di atas 65 tahun, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah dianggap memiliki risiko lebih tinggi mengalami sakit parah.
Saat ini, belum ada vaksin untuk mengobati HMPV. Dokter biasanya merekomendasikan obat penurun demam atau pereda nyeri bagi mereka yang terinfeksi virus ini.
Langkah pencegahan meliputi menjaga kebersihan dasar seperti mencuci tangan dengan sabun dan air, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang berbasis di AS.
CDC juga menyarankan masyarakat untuk tidak menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang belum dicuci.
Tanggapan di Asia
Berikut adalah tanggapan berbagai negara di Asia terhadap situasi HMPV:
INDONESIA
Indonesia mencatat adanya kasus HMPV, semuanya melibatkan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan pada hari Senin, tanpa menyebutkan angka pastinya. Dalam pernyataan Kementerian awal minggu ini disebutkan bahwa virus tersebut sudah lama ada di Indonesia.
Dalam keterangan pers di Palembang Rabu (8/1) Menteri Kesehatan Budi Gunadi meminta masyarakat tetap tenang dan menegaskan bahwa belum ada laporan kasus kematian akibat virus tersebut.
“Virus HMPV hampir tidak pernah mengakibatkan kematian. Berdasarkan data terbaru yang saya telaah, seluruh pasien yang terinfeksi berhasil pulih sepenuhnya,” tegas Budi.
Meskipun HMPV bukan virus mematikan, ia menyarankan masyarakat untuk menjaga gaya hidup sehat dan mencari bantuan medis jika diperlukan. Ia menambahkan bahwa HMPV hanya dapat menjadi berbahaya jika menyerang individu dengan sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah, di mana tubuh tidak mampu melawan infeksi.
MALAYSIA
Pejabat kesehatan Malaysia mengatakan kasus HMPV bukanlah hal baru dan mereka terus memantau perkembangannya.
Tahun lalu, negara ini mencatat 327 kasus HMPV dibandingkan dengan 225 kasus pada tahun sebelumnya.
“Peningkatan infeksi saluran pernapasan akut di akhir dan awal tahun adalah fenomena yang sepenuhnya diharapkan, seiring dengan meningkatnya infeksi pernapasan yang juga dilaporkan di negara-negara lain, terutama yang memiliki musim dingin seperti China,” kata Kementerian Kesehatan Malaysia pada hari Sabtu.
THAILAND
Thailand saat ini tidak memiliki kasus HMPV, kata Menteri Kesehatan Somsak Thepsuthin pada hari Selasa.
Namun, ia menyebutkan bahwa kementeriannya siap mengidentifikasi dan merespons setiap kasus jika virus ini terdeteksi di negara tersebut. Ia juga mengimbau masyarakat untuk mengambil langkah-langkah pencegahan.
FILIPINA
Pejabat kesehatan Manila mengatakan mereka juga sedang memantau situasi.
“Sumber yang dapat dipercaya saat ini tidak mendukung postingan di media sosial tentang dugaan masalah kesehatan internasional. Tidak ada konfirmasi baik dari negara yang disebutkan maupun dari (WHO),” kata Departemen Kesehatan Filipina pada 3 Januari.
BANGLADESH
Bangladesh belum mencatat kasus HMPV sejauh ini, menurut laporan media yang mengutip pejabat kesehatan setempat.
Namun, virus ini telah lama ada di negara tersebut, kata pakar kesehatan masyarakat Mushtuq Husain kepada portal berita bdnews24.com.
Sumber: benarnews