-->

Iklan

HP Luncurkan Program Digital Equity Accelerator 2025 untuk Perluas Akses Teknologi dan Kesetaraan Digital Dunia

terasmudacianjur
Sabtu, 18 Januari 2025, 00.00 WIB Last Updated 2025-01-17T17:00:15Z

 


Accelerator akan mendukung organisasi nirlaba di Yunani, Indonesia, Nigeria, dan Spanyol untuk menjembatani kesenjangan digital



PALO ALTO, Calif., 15 Januari 2025 — Untuk menjembatani kesenjangan digital global dan membangun masa depan dunia kerja, HP Inc. (NYSE: HPQ) dan HP Foundation meluncurkan Digital Equity Accelerator 2025 dan membuka pendaftaran untuk program ini. Tahun ini, Accelerator telah berevolusi untuk berfokus pada mempersiapkan kaum muda dan orang dewasa yang selama ini mengalami ketertinggalan digital dengan keterampilan penting yang diperlukan untuk berpartisipasi dan berkembang dalam ekonomi yang makin digital. Organisasi nirlaba yang terpilih akan menerima hibah HP Foundation senilai $100.000 USD, teknologi HP (senilai ~$100.000 USD), dan dukungan terprogram selama enam bulan untuk meningkatkan skala solusi kesetaraan digital. HP menawarkan Accelerator kepada empat negara baru untuk lebih memperluas jangkauan geografis program. Untuk program tahun 2025, organisasi nirlaba di Yunani, Indonesia, Nigeria, dan Spanyol, termasuk organisasi yang menggunakan AI untuk memperbesar dampaknya, diundang untuk mendaftar. HP akan menerima pendaftaran hingga pukul 23.59 EST pada tanggal 12 Februari 2025.

“Di HP, kami percaya pada pemanfaatan teknologi untuk mendorong perubahan positif yang berkelanjutan, dan kami berdedikasi untuk menutup kesenjangan digital bagi kaum muda dan orang dewasa yang selama ini terputus dari akses digital agar mereka dapat meraih kesuksesan dalam ekonomi digital yang makin kompetitif,” ujar Michele Malejki, Global Head of Social Impact, HP Inc., sekaligus Direktur di HP Foundation. “Memasuki tahun keempat Digital Equity Accelerator, kami terinspirasi oleh kemajuan yang telah dicapai sejauh ini dan bersemangat untuk melihat solusi berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang akan dihadirkan oleh angkatan 2025 untuk meningkatkan dampak kesetaraan digital.” 

Mempersiapkan Kaum Muda dan Dewasa untuk Ekonomi Digital

Kesenjangan digital senilai lebih dari $1 triliun membatasi miliaran orang dari mencapai akses yang setara ke peluang pendidikan dan ekonomi. Melalui Digital Equity Accelerator, HP membantu menciptakan dunia yang lebih adil lewat akses ke perangkat keras, konektivitas, literasi digital, dan konten berkualitas yang relevan. Accelerator membantu organisasi dalam memperkuat kapasitas dan meningkatkan dampak untuk solusi kesetaraan digital, terutama di kalangan orang-orang yang biasanya terkucilkan. Sejak tahun 2022, alumni Accelerator telah mendorong kemajuan bagi banyak orang, antara lain memajukan kesetaraan digital bagi pendidik, perempuan, dan kaum muda yang mengalami ketertinggalan digital.

Negara Program Tahun 2025: Mendorong Kesetaraan Digital di Yunani, Indonesia, Nigeria, dan Spanyol
HP telah memilih negara secara strategis untuk mengatasi kesenjangan tertentu dalam kesetaraan digital. Negara-negara ini mewakili beragam tantangan dalam kesetaraan digital, sejalan dengan komitmen HP untuk mendukung inklusi digital secara global.

  • Yunani: Yunani mengalami kesenjangan keterampilan digital yang signifikan, khususnya di kalangan pengungsi, dengan hanya 52% dari populasi yang memiliki keterampilan digital dasar. [1]
  • Indonesia: Menurut data BPS untuk tahun 2023, 25,8% kaum muda Indonesia tergolong sebagai NEET (Not in Education, Employment, or Training [Tidak Sedang Mengenyam Pendidikan, Bekerja, atau Mengikuti Pelatihan]), dengan kaum muda perempuan memiliki tingkat pengangguran dua kali lipat dibandingkan dengan lakilaki. Hal ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk mengatasi kesenjangan keterampilan digital dan memberdayakan generasi muda Indonesia agar dapat berkembang di era digital.
  • Nigeria: Meski Nigeria memiliki pasar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terbesar di Afrika, hanya 28% penduduknya yang menggunakan internet sehingga banyak anak muda tidak mendapatkan kesempatan kerja atau pendidikan. [2]
  • Spanyol: Meski Spanyol menempati peringkat tinggi dalam keterampilan digital, masih ada ketidaksetaraan, terutama di kalangan anak-anak dan generasi yang lebih tua, yang menimbulkan kesenjangan dalam hal akses dan kesiapan kerja bagi masyarakat yang kurang terlayani. [3]

Kesenjangan Digital Global Membatasi Akses yang Setara ke Peluang Pendidikan dan Ekonomi
Kesenjangan digital yang makin lebar terus mengubah lanskap pendidikan dan ekonomi sehingga berdampak pada tenaga kerja masa depan dan inklusi masyarakat secara keseluruhan. Menurut laporan Global Education Coalition (GEC) (2024), masih ada tantangan yang signifikan di tengah kemajuan:

  • Ketidaksetaraan Digital: Sebagian besar sekolah di seluruh dunia belum terhubung secara digital, dengan hanya 40% sekolah dasar, 50% sekolah menengah pertama, dan 65% sekolah menengah atas yang memiliki akses internet sehingga jutaan siswa tidak dapat mengakses referensi online yang penting.
  • Kurangnya Pendidikan: Lebih dari satu di antara lima (23,5%) orang muda (usia 15-24 tahun) tidak sedang bersekolah, bekerja, atau dalam pelatihan, sementara hanya 45% guru sekolah menengah pertama merasa cukup terlatih untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam pengajaran, bahkan setelah menerima pelatihan TIK.
  • Kesenjangan Gender dan Regional: Di Afrika, hanya 36% dari populasi yang memiliki akses internet, dengan perempuan memiliki kemungkinan 16% lebih kecil daripada laki-laki untuk menggunakan internet seluler. Hal ini menyoroti perlunya solusi yang adil dalam hal gender.

Menurut Future of Jobs dari Forum Ekonomi Dunia (2023), tenaga kerja terampil masih kurang jumlahnya sehingga pengusaha tidak memiliki akses ke talenta yang diperlukan untuk mengisi pekerjaan yang dibutuhkan:

  • Kelangkaan Talenta Global: Pada tahun 2030, ekonomi global dapat mengalami kekurangan lebih dari 85 juta pekerja terampil, yang berpotensi menyebabkan defisit pendapatan tahunan sebesar $8,5 triliun jika tidak ditangani. Menurut laporan baru-baru ini, mengalokasikan sumber daya untuk mengembangkan keterampilan AI bagi perempuan dan anak perempuan dapat menghasilkan hingga $212 miliar bagi ekonomi global. [4]

Komitmen HP terhadap Kesetaraan Digital dan Dampak Berkelanjutan

Sejak tahun 2021, HP telah menempuh perjalanan untuk mempercepat tercapainya kesetaraan digital bagi 150 juta orang pada tahun 2030. Proses ini telah menjangkau 45 juta orang hingga tahun 2023. Tahun ini, HP memiliki fokus yang berkembang untuk mempersiapkan kaum muda dan orang dewasa dengan keterampilan yang penting. Fokus ini mencerminkan komitmen HP untuk menjembatani kesenjangan digital dan mendukung inklusi ekonomi. Digital Equity Accelerator tetap menjadi landasan dari upaya ini dengan mengalokasikan sumber daya untuk organisasi nirlaba demi meningkatkan skala solusi inovatif serta menciptakan dunia yang lebih terhubung dan inklusif.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang Digital Equity Accelerator, silakan kunjungi situs web.
Komentar

Tampilkan

  • HP Luncurkan Program Digital Equity Accelerator 2025 untuk Perluas Akses Teknologi dan Kesetaraan Digital Dunia
  • 0

Terkini