![]() |
Foto: Ilustrasi/Istimewa |
“Janganlah engkau mengucapkan perkataan yang engkau sendiri tak suka mendengarnya jika orang lain mengucapkannya kepadamu.”
— Ali bin Abi Thalib
Wargi, lisan adalah anugerah yang Allah berikan kepada manusia untuk berkomunikasi, menyampaikan ilmu, serta mempererat hubungan sosial. Namun, jika tidak dijaga dengan baik, lisan juga bisa menjadi penyebab keburukan, perpecahan, bahkan dosa.
Perkataan yang keluar dari mulut kita mencerminkan akhlak dan keimanan kita. Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, kita harus berhati-hati dalam berbicara, jangan sampai ucapan kita menyakiti orang lain atau menjadi sebab keburukan bagi diri kita sendiri.
Dalil Al-Qur'an Tentang Menjaga Lisan
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur'an:
"Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik. Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia." (QS. Al-Isra’: 53)
Ayat ini menegaskan bahwa setiap perkataan harus dipilih dengan bijak agar tidak menimbulkan permusuhan. Setan selalu mencari celah untuk merusak hubungan manusia, dan salah satu caranya adalah melalui ucapan yang tidak dijaga.
Selain itu, dalam Surah Qaf ayat 18, Allah berfirman:
"Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)." (QS. Qaf: 18)
Setiap perkataan kita dicatat oleh malaikat, baik itu ucapan baik maupun buruk. Maka dari itu, kita harus selalu berhati-hati dalam berbicara.
Hadis Tentang Menjaga Lisan
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari & Muslim)
Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa berbicara itu tidak boleh sembarangan. Jika tidak ada kebaikan dalam perkataan kita, maka lebih baik diam.
Dalam hadis lain, Rasulullah ﷺ juga bersabda:
"Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dipikirkan bahayanya, lalu karena perkataan itu ia terjerumus ke dalam neraka sejauh lebih jauh dari timur dan barat." (HR. Bukhari & Muslim)
Ini menjadi peringatan bagi kita agar tidak berbicara sembarangan, terutama dalam hal mencela, menggunjing, atau menyebarkan kebohongan.
Dampak Buruk Perkataan yang Tidak Dijaga
1. Menimbulkan permusuhan
Ucapan yang kasar atau menyinggung perasaan orang lain bisa merusak hubungan sosial dan menimbulkan kebencian.
2. Menyebabkan dosa
Ghibah (menggunjing), fitnah, dan berkata kasar adalah dosa besar yang bisa menyeret kita ke dalam siksa Allah.
3. Merusak reputasi diri sendiri
Orang yang dikenal suka berbicara buruk akan kehilangan kepercayaan dari orang lain dan sulit mendapatkan rasa hormat.
Cara Menjaga Lisan
- Berpikir sebelum berbicara – Jika perkataan kita tidak bermanfaat atau bisa menyakiti orang lain, lebih baik diam.
- Banyak berdzikir – Dzikir dapat membantu kita menjaga lisan dari ucapan yang sia-sia.
- Berbicara dengan lembut dan santun – Islam mengajarkan kelembutan dalam berkata-kata, sebagaimana Nabi ﷺ yang dikenal dengan tutur kata yang baik.
- Menghindari perdebatan yang tidak perlu – Berdebat tanpa manfaat hanya akan menimbulkan permusuhan.
Kesimpulan
Wargi, marilah kita selalu menjaga lisan kita agar tidak menyakiti orang lain dan tidak menjadi sebab dosa. Sebab, setiap kata yang kita ucapkan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.
Sebagaimana kata Ali bin Abi Thalib, jangan sampai kita mengatakan sesuatu yang kita sendiri tidak suka jika orang lain mengatakannya kepada kita. Semoga Allah ﷻ selalu membimbing kita untuk berkata baik dan bermanfaat.
Wargi, sudahkah hari ini kita berkata baik?