-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Jejak Sejarah dan Kontribusi Warga Keturunan Tionghoa di Cianjur

Rabu, 29 Januari 2025 | 07.01 WIB | 0 Views Last Updated 2025-01-29T00:01:04Z

 

Foto: Konon Perempatan Shanghai Cianjur/inurwansah.my.id

Keberagaman budaya dan etnis di Cianjur menjadi salah satu daya tarik yang tak terpisahkan dari perjalanan sejarahnya. Salah satu kelompok yang memiliki kontribusi besar dalam perkembangan ekonomi dan budaya di Cianjur adalah warga keturunan Tionghoa. Keberadaan mereka telah terjalin sejak awal abad ke-19 dan terus meninggalkan jejak hingga hari ini, baik dalam bentuk bangunan bersejarah, tradisi, maupun kuliner khas yang mewarnai kehidupan masyarakat Cianjur.



Awal Kehadiran Warga Tionghoa di Cianjur


Kehadiran warga Tionghoa di Cianjur dimulai sekitar tahun 1810, saat Kabupaten Cianjur dipimpin oleh Raden Adipati Wira Tanu Datar VI (Raden Noh). Berdasarkan besluit tanggal 9 Juni 1810, didirikanlah Kampung Cina di Cianjur. Langkah ini bertujuan untuk memanfaatkan tanah kosong dan menanam tanaman komoditas seperti tembakau, indigo, dan kapas.


Pendekatan serupa juga diterapkan di beberapa wilayah lain di Priangan, seperti Bandung, Sumedang, Limbangan, dan Galuh. Keberhasilan warga Tionghoa di daerah Kedu dalam mengelola ekonomi menjadi alasan kuat untuk mendirikan Kampung Cina di wilayah ini.



Lokasi Kampung Cina di Cianjur


Kampung Cina di Cianjur terletak di wilayah ibukota kabupaten, dengan pusat populasi warga keturunan Tionghoa berada di sekitar pusat kota. Ciri khas Kampung Cina terlihat dari bangunan ruko (rumah toko) dengan arsitektur khas Tionghoa, seperti atap berbentuk pelana dengan ornamen khas. Banyak bangunan ini masih berdiri hingga kini, terutama di Jl. HOS Cokroaminoto, Jl. Siti Jenab, Jl. Mangun Sarkoro, dan Jl. Barisan Banteng.



Peninggalan Bersejarah Warga Tionghoa di Cianjur


  1. Bangunan Ruko dengan Arsitektur Khas
    Bangunan ruko di sepanjang Jl. Mangun Sarkoro dan jalan utama lainnya mencerminkan pengaruh arsitektur Tionghoa. Beberapa ruko masih mempertahankan bentuk aslinya, sementara lainnya telah direnovasi.


  1. Gedung Wisma Karya
    Dibangun sekitar tahun 1950-an oleh warga keturunan Tionghoa, gedung ini awalnya digunakan untuk berbagai kegiatan. Kini, Gedung Wisma Karya menjadi pusat olahraga tenis meja yang dikelola oleh KONI Cianjur.


  1. Vihara Bhumi Pharsija
    Vihara yang dibangun pada tahun 1880 ini menjadi salah satu cagar budaya penting. Berlokasi di Jl. Mangun Sarkoro, vihara ini tetap menjadi tempat peribadatan aktif bagi warga Tionghoa hingga kini.


  1. Kompleks Pemakaman Tionghoa Pasir Hayam
    Di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, terdapat kompleks pemakaman kuno warga Tionghoa dengan tiga bukit utama sebagai areanya. Pemakaman ini terkenal dengan makam-makam besar berarsitektur megah khas Tionghoa, beberapa di antaranya berasal dari tahun 1920-an.



Pengaruh Budaya Tionghoa dalam Kuliner Cianjur


Warga keturunan Tionghoa juga memberikan kontribusi besar pada kuliner khas Cianjur, yang kini menjadi bagian dari identitas kota ini:


  1. Tauco
    Makanan fermentasi berbahan dasar kedelai ini pertama kali diperkenalkan oleh warga Tionghoa. Produk Tauco Cap Meong, yang diproduksi sejak masa kolonial, menjadi ikon kuliner Cianjur.


  1. Geco (Tauge-Tauco)
    Olahan tauco yang dicampur dengan tauge dan bahan lainnya ini menjadi sajian khas yang masih banyak dijumpai di sudut-sudut kota.


  1. Manisan Buah
    Resep manisan buah juga diperkenalkan oleh warga Tionghoa untuk memperpanjang masa simpan buah. Hingga kini, manisan buah menjadi oleh-oleh favorit dari Cianjur.


  1. Roti Tan Keng Cu
    Awalnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan penduduk Eropa, roti ini kini menjadi salah satu produk legendaris yang bertahan di Cianjur.


  1. Kuliner Khas Tionghoa
    Selain makanan khas lokal, berbagai kuliner Tionghoa seperti capcay, kwetiau, siomay, bakpau, dan bacang juga mudah ditemukan di restoran atau toko kue di Cianjur.



Jejak Sejarah yang Terus Hidup


Sebutan "Jalan Shanghai" untuk salah satu perempatan di Jl. Moh. Ali masih melekat hingga kini, menjadi pengingat masa lalu keberadaan warga Tionghoa di Cianjur. Kehadiran mereka yang dimulai sejak masa kolonial Belanda tidak hanya berdampak pada perekonomian, tetapi juga memperkaya warisan budaya Cianjur.


Sebagai penduduk yang berkontribusi dalam banyak aspek kehidupan, warga keturunan Tionghoa telah menjadikan keberagaman di Cianjur sebagai modal sosial yang berharga. Dengan melestarikan bangunan, tradisi, dan kuliner khas mereka, jejak sejarah ini terus hidup sebagai bagian penting dari identitas Cianjur.

×
Berita Terbaru Update