Libur pergantian tahun yang biasanya menjadi momen puncak kunjungan wisatawan ke kawasan pantai di Cianjur Selatan berubah drastis tahun ini. Destinasi populer seperti Pantai Jayanti, Pantai Apra, dan Pantai Karang Potong tampak sepi dari keramaian wisatawan. Kekhawatiran terhadap potensi bencana alam menjadi alasan utama penurunan jumlah pengunjung.
Dalam beberapa pekan terakhir, wilayah Cianjur Selatan dilanda berbagai bencana alam, termasuk banjir, tanah longsor, dan pergerakan tanah di sejumlah titik. Situasi ini diperparah oleh ancaman gelombang tinggi hingga 4 meter dan angin kencang, yang memicu kecemasan wisatawan, terutama dari luar daerah.
Wisatawan Pilih Waspada
Di Pantai Apra, Desa Saganten, Kecamatan Sindangbarang, jumlah pengunjung turun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Reza, seorang wisatawan yang mengunjungi pantai tersebut bersama keluarganya, mengaku tidak bisa menikmati pantai seperti biasanya.
“Biasanya kami puas menikmati suasana pantai, tetapi tahun ini cuaca buruk dan gelombang tinggi membuat kami tidak bisa lama di sini. Bahkan untuk mandi di laut pun tidak memungkinkan,” ungkapnya, Kamis (2/1/2025).
Kondisi serupa terjadi di Pantai Karang Potong, yang sempat menjadi destinasi favorit wisatawan karena pemandangannya yang indah. Adnan Ali Muchtar, pengelola Pantai Karang Potong, mengatakan penurunan jumlah wisatawan sangat signifikan dibandingkan libur tahun baru sebelumnya.
“Kemarin sempat hujan deras dan longsor di mana-mana. Ini membuat wisatawan takut akan terjadinya bencana,” jelas Adnan.
Kekhawatiran masyarakat semakin meningkat akibat isu potensi gempa megathrust yang disebut-sebut dapat memicu tsunami. Banyak wisatawan akhirnya memilih menghindari kawasan pantai demi keselamatan.
Langkah Antisipasi dari BPBD
Sebagai bentuk antisipasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur mendirikan empat posko pemantauan bencana hidrometeorologi di sejumlah titik strategis. Kepala Pelaksana BPBD Cianjur, Asep Kusmana Wijaya, menyebut langkah ini bertujuan mendukung pengamanan dan respons cepat jika terjadi bencana.
“Kami mengimbau wisatawan untuk menghindari daerah rawan bencana seperti lereng, sungai, dan kawasan pantai. Cuaca saat ini masih tidak menentu dengan curah hujan tinggi,” ujar Asep.
Dampak pada Pelaku Usaha Lokal
Kondisi sepinya pantai juga berdampak pada perekonomian lokal. Dason, seorang pedagang bakar ikan di kawasan Pantai Cianjur, mengaku omzetnya turun drastis.
“Biasanya saat libur tahun baru, saya bisa mendapatkan omzet hingga Rp 5 juta per hari. Tapi tahun ini, untuk mencapai Rp 1 juta saja sangat sulit,” keluhnya.
Harapan untuk Kondisi Lebih Baik
Meski situasi tahun ini tidak ideal, para pelaku usaha dan pengelola destinasi wisata berharap cuaca dan kondisi wilayah segera membaik. Mereka berharap kepercayaan wisatawan untuk kembali mengunjungi pantai-pantai di Cianjur Selatan dapat pulih.
Sementara itu, BPBD terus mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan memperhatikan informasi resmi terkait kondisi cuaca dan potensi bencana alam di wilayah tersebut.