![]() |
Foto: Istimewa |
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat, terus mendorong percepatan pembangunan jalur alternatif Puncak II oleh pemerintah pusat. Jalur ini diharapkan menjadi solusi utama untuk mengurai kemacetan yang sering terjadi di jalur wisata Puncak Bogor-Cianjur, terutama saat libur panjang.
Bupati Cianjur, Herman Suherman, menyampaikan bahwa kemacetan yang terjadi di jalur Puncak berdampak signifikan terhadap penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Cianjur. Hal ini terlihat dari data kunjungan selama libur panjang Isra Miraj hingga Imlek 2025 yang mengalami penurunan drastis.
"Wisatawan memilih berlibur ke kota atau kabupaten lain yang bebas macet. Oleh karena itu, kami meyakini Jalur Puncak II akan menjadi solusi bagi wisatawan agar dapat sampai ke Cianjur lebih cepat tanpa harus terjebak kemacetan yang berlangsung berjam-jam," ujar Herman di Cianjur, Rabu (29/1/2025).
Cianjur Masuk Aglomerasi Jabodetabekjur, Pembangunan Jalur Puncak II Mendesak
Seiring dengan masuknya Kabupaten Cianjur ke dalam kawasan aglomerasi Jabodetabekjur, Bupati Herman berharap pemerintah pusat dapat segera merealisasikan pembangunan Jalur Puncak II. Keberadaan jalur ini dinilai strategis untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Pemkab Cianjur sendiri telah berupaya membangun jalan sepanjang 17 kilometer di Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, yang terhubung ke wilayah Bogor sebagai langkah awal mengatasi kemacetan. Namun, penyelesaian jalur ini masih membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah pusat agar dapat digunakan secara optimal.
"Kami terus mendorong pemerintah pusat agar membantu menuntaskan pembangunan Jalur Puncak II. Dengan begitu, arus lalu lintas di utara Cianjur bisa kembali hidup dan berkembang," tegas Herman.
Selain itu, jalur alternatif ini juga akan sangat membantu pelaku usaha di kawasan Cipanas, Pacet, dan Sukaresmi dalam mendistribusikan hasil pertanian seperti sayur-mayur dan bunga hias ke sejumlah pasar besar di Jabodetabek. Saat ini, para pelaku usaha terpaksa mencari jalur alternatif untuk menghindari kemacetan yang menyebabkan barang dagangan rusak selama perjalanan.
"Kami akan terus mengajukan permohonan agar Jalur Puncak II segera dibangun. Ini bukan hanya soal pariwisata, tetapi juga keberlangsungan ekonomi masyarakat yang bergantung pada distribusi hasil pertanian dan produk lokal lainnya," tambahnya.
Tingkat Hunian Hotel di Cianjur Menurun Drastis
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cianjur, Nano Indrapraja, turut mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi pariwisata di Cianjur akibat kemacetan di jalur Puncak. Menurutnya, banyak wisatawan yang membatalkan pesanan hotel karena enggan terjebak kemacetan panjang.
"Saat libur akhir tahun lalu, tingkat okupansi hotel hanya mencapai 37 persen. Padahal pada tahun sebelumnya, angka ini masih berada di kisaran 50 persen. Bahkan, selama libur Isra Miraj dan Imlek 2025, tingkat hunian hotel tidak mencapai 35 persen," ungkap Nano.
Nano menambahkan, situasi ini tentu berdampak pada ekonomi daerah, terutama bagi pelaku usaha di sektor pariwisata dan perhotelan. Oleh karena itu, pihaknya berharap pembangunan Jalur Puncak II bukan lagi sekadar wacana, melainkan segera diwujudkan oleh pemerintah pusat.
"Kami berharap pemerintah pusat segera membangun Jalur Puncak II agar angka kunjungan meningkat dan perekonomian di Cianjur kembali bergeliat," tandasnya.
Dukungan untuk Percepatan Pembangunan Jalur Puncak II
Dorongan dari berbagai pihak untuk merealisasikan Jalur Puncak II semakin kuat. Selain pemerintah daerah dan pelaku usaha, masyarakat juga berharap pembangunan jalur ini dapat segera terealisasi guna menghindari dampak kemacetan yang semakin parah setiap tahunnya.
Dengan adanya jalur alternatif ini, diharapkan wisatawan dari Jabodetabek dan sekitarnya dapat lebih mudah mengakses destinasi wisata di Cianjur tanpa harus melewati jalur Puncak yang kerap macet. Selain itu, pembangunan infrastruktur ini juga akan membuka lebih banyak peluang ekonomi bagi masyarakat setempat.
Pemerintah Kabupaten Cianjur berkomitmen untuk terus memperjuangkan pembangunan Jalur Puncak II sebagai solusi jangka panjang dalam mengatasi kemacetan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kini, keputusan ada di tangan pemerintah pusat untuk segera merealisasikan proyek yang telah lama dinantikan ini.