Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Cianjur, Jawa Barat, berhasil menangkap empat pelaku yang terlibat dalam insiden tragis yang mengakibatkan tewasnya seorang remaja di Jalan Suroso. Rekonstruksi kejadian dilakukan pada Jumat (10/1) siang di lokasi insiden untuk mengungkap detail peristiwa tersebut.
Kronologi Kejadian
Kasatreskrim Polres Cianjur, Ajun Komisaris Tono Listianto, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil penyelidikan, insiden tersebut bermula dari rencana tawuran antara dua kelompok remaja. Kedua kelompok sepakat untuk bertemu di ruas Jalan Arief Rahman Hakim.
"Aksi ini diawali keributan yang berujung kejar-kejaran menggunakan sepeda motor. Korban yang mengendarai motor kemudian menabrak dan terpental, hingga akhirnya tertancap pagar di Jalan Suroso," jelas Tono saat memberikan keterangan kepada wartawan, Jumat (10/1).
Tono menegaskan bahwa kematian korban bukan disebabkan oleh aksi pembegalan atau pencurian dengan kekerasan, melainkan kecelakaan yang terjadi dalam konteks tawuran yang telah direncanakan oleh kedua kelompok.
Motif dan Tujuan Tawuran
Menurut Tono, aksi tawuran ini diduga dilakukan untuk mencari sensasi yang kemudian diunggah ke media sosial. Kedua kelompok tersebut bahkan memiliki tim khusus yang bertugas memviralkan video tawuran mereka di akun-akun tertentu.
"Akun ini berisi video-video tawuran dan kekerasan, tidak hanya dari wilayah Cianjur, tetapi juga daerah lain," ungkapnya.
Rekonstruksi dan Barang Bukti
Rekonstruksi dilakukan untuk mengungkap fakta kejadian dengan melibatkan 12 adegan, mulai dari awal perencanaan hingga insiden yang menewaskan korban.
Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa senjata tajam, seperti celurit dan golok, yang diketahui milik kedua kelompok.
Pelaku Masih di Bawah Umur
Dari empat pelaku yang ditangkap, tiga di antaranya masih di bawah umur dan berstatus pelajar di tingkat SMP dan SMK. Selain itu, polisi mengidentifikasi dua pelaku lainnya yang juga masih di bawah umur dan kini dalam pengejaran.
"Kasus ini menjadi perhatian serius, mengingat banyaknya pelaku yang merupakan anak-anak di bawah umur," tutur Tono.
Penegakan Hukum dan Imbauan
Polres Cianjur berkomitmen untuk menangani kasus ini secara serius, termasuk menindaklanjuti motif penyebaran video kekerasan di media sosial. Tono mengimbau masyarakat, khususnya para orang tua, untuk lebih memperhatikan aktivitas anak-anak mereka, terutama dalam penggunaan media sosial yang tidak tepat.
"Semoga kejadian ini menjadi pelajaran agar kasus serupa tidak terulang. Orang tua perlu meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak mereka," pungkas Tono.
Insiden ini menjadi cerminan betapa pentingnya pengawasan sosial dan hukum dalam mencegah aksi kekerasan di kalangan remaja. Polisi memastikan akan terus melakukan penyelidikan mendalam hingga seluruh pelaku bertanggung jawab di hadapan hukum.
