-->

Iklan

Tugu Batu Gede Campakamulya: Monumen Pengorbanan Melawan Penjajah di Tanah Cianjur

terasmudacianjur
Senin, 13 Januari 2025, 14.18 WIB Last Updated 2025-01-13T07:33:21Z


Sebuah tugu peringatan berdiri kokoh di Campakamulya, menjadi saksi bisu atas perjuangan heroik Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama masyarakat setempat dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Tugu ini dibangun pada tahun 1977 oleh Pemerintah Indonesia sebagai simbol penghormatan terhadap pengorbanan para pahlawan yang mempertaruhkan nyawa demi mengusir penjajah Belanda dari tanah air.


Tugu ini didirikan untuk mengenang peristiwa heroik yang terjadi di daerah Campakamulya (dulu Desa Cibanggala), terutama dalam pertempuran di Batu Gede, yang menjadi momen penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.


Latar Belakang Perjuangan


Pada masa itu, pasukan Belanda yang bermarkas di Pasir Gobang, Kecamatan Campaka, mengalami kesulitan dalam menghadapi pasukan TNI dan masyarakat yang bermarkas di Kampung Warungkadu, Desa Campakamulya. Ketegangan memuncak dalam pertempuran sengit di Gunung Angsana (kini masuk wilayah Kecamatan Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat).


Pasukan TNI, yang didukung oleh rakyat, berhasil bertahan di daerah Kampung Cisokan, meskipun serangan Belanda terus mengintensifkan upaya mereka. Akibatnya, pasukan Belanda melancarkan operasi militer dengan patroli kecil untuk menyisir wilayah kaki Gunung Angsana guna menghancurkan basis perlawanan Tentara Republik.


Kisah Tragis di Batu Gede


Peristiwa puncak yang menjadi dasar pembangunan tugu ini terjadi ketika sebuah regu patroli Belanda, yang terdiri atas sepuluh orang, mendapatkan informasi bahwa empat tokoh penting TNI sedang membawa pesan rahasia dari Cianjur. Para pejuang itu adalah Letnan Kartija, Bah Ipit, Bah Inan, dan Bah Oman. Mereka menyamar sebagai pemetik teh untuk menghindari kecurigaan.


Dalam perjalanan mereka menuju markas di Warungkadu, para pejuang disergap oleh regu Belanda yang bersembunyi di balik Batu Gede. Pertempuran sengit tak terelakkan. Letnan Kartija, yang memimpin kelompok kecil itu, memberikan perlawanan sengit meski mereka kalah jumlah.


Selama 15 menit terjadi baku tembak yang mengakibatkan kelompok kecil ini tercerai-berai. Letnan Kartija akhirnya tertangkap setelah perlawanan gigihnya. Ia dieksekusi dengan pedang oleh pasukan Belanda di sebuah bukit kecil di depan Batu Gede. Bah Ipit gugur diterjang peluru, sementara Bah Inan gugur akibat tebasan pedang di bawah pohon kupa yang kini dikenal sebagai Kampung Cikupa. Hanya Bah Oman yang berhasil melarikan diri dan membawa kabar ke markas TNI di Warungkadu melalui jalan Gunung Karang.


Makna Tugu Perjuangan


Tugu ini dibangun sebagai pengingat bagi generasi sekarang akan keberanian, pengorbanan, dan semangat juang para pahlawan yang telah mempertahankan kedaulatan Indonesia. Peristiwa di Batu Gede juga menjadi simbol bahwa perjuangan tidak pernah sia-sia, meskipun nyawa menjadi taruhannya.


Kini, Tugu Perjuangan Campakamulya menjadi salah satu destinasi sejarah di Cianjur yang mengajarkan pentingnya menghargai jasa para pahlawan. Masyarakat lokal berharap agar cerita ini terus dikenang dan diwariskan kepada generasi mendatang sebagai pengingat bahwa kemerdekaan yang dinikmati hari ini diperoleh melalui perjuangan yang tak ternilai.



Sumber: Cibanggala

Komentar

Tampilkan

  • Tugu Batu Gede Campakamulya: Monumen Pengorbanan Melawan Penjajah di Tanah Cianjur
  • 0

Terkini