![]() |
Kantor Bulog Cianjur. Media Indonesia/ Benny Bastiandy |
Perum Bulog Kantor Cabang Cianjur, Jawa Barat, menargetkan penyerapan gabah petani sebanyak 20.000 ton pada 2025. Langkah ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan beras di wilayah Cianjur dan sekitarnya.
Kepala Cabang Bulog Cianjur, Renato Horison, mengungkapkan bahwa pihaknya menargetkan serapan gabah di atas 1.000 ton per bulan dari dua wilayah, yakni Cianjur dan Sukabumi. Namun, hingga pertengahan Februari 2025, jumlah serapan baru mencapai sekitar 230 ton."Penyerapan masih rendah dari target 1.000 ton per bulan, baru tercapai sekitar 230 ton karena belum masuk musim panen raya. Harapan kami setelah masuk musim panen raya, serapan akan meningkat sehingga target bisa tercapai bahkan lebih," ujar Renato di Cianjur, Rabu (19/2/2025).
Perubahan Pola Penyerapan
Tahun ini, Bulog Cianjur menerapkan perubahan dalam pola penyerapan gabah dari petani. Jika sebelumnya pembelian dilakukan dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG) melalui penggilingan, kini Bulog langsung menyerap Gabah Kering Panen (GKP) dari petani.
"Melalui pola baru ini, kami langsung bertransaksi dengan petani, bukan lagi dengan penggilingan. Hal ini diharapkan lebih menguntungkan petani, terutama saat musim panen tiba," jelas Renato.
Dengan sistem baru ini, petani hanya perlu memasukkan gabah ke dalam karung dan menempatkannya di pinggir jalan agar memudahkan proses pengambilan oleh petugas Bulog.
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) GKP
Terkait harga, Pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk GKP sebesar Rp6.500 per kilogram. Harga ini berlaku untuk gabah yang sudah dipanen, dikarungkan, dan siap diambil di pinggir jalan.
Pihak Bulog optimistis target serapan gabah sebesar 20.000 ton pada 2025 bisa tercapai dalam beberapa bulan ke depan, terutama setelah musim panen raya berlangsung di Cianjur dan Sukabumi.
"Tahun lalu, target serapan sebanyak 10.000 ton. Namun hingga Juli, serapan sudah melebihi 300 ton. Tahun ini, selama masih ada potensi panen dari petani lokal, kami akan terus melakukan penyerapan," pungkasnya.
Dampak Positif bagi Petani
Dengan sistem baru ini, diharapkan kesejahteraan petani semakin meningkat karena mereka bisa menjual hasil panennya langsung ke Bulog tanpa perantara. Selain itu, stok beras di Cianjur dan Sukabumi akan tetap terjaga, menghindari potensi kelangkaan dan fluktuasi harga di pasaran.
Bulog Cianjur terus berkomitmen untuk mendukung ketahanan pangan nasional serta menjaga stabilitas harga beras, terutama bagi masyarakat di wilayah Cianjur dan sekitarnya.