.jpg) |
| Foto: Ilustrasi |
“Jadi, kondisi untuk stok saat ini relatif cukup aman. Ada sekitar 3.000 ton,” ujar Renato saat dihubungi, Minggu (16/2/2025).
Menurut Renato, stok beras tersebut disimpan di gudang Bulog yang ada di Cianjur dan dapat segera didistribusikan sewaktu-waktu jika dibutuhkan. Ia juga menambahkan bahwa ketersediaan beras tidak hanya mencukupi hingga Idul Fitri, tetapi juga diperkirakan cukup hingga Idul Adha.
Penyerapan Gabah Masih Berjalan
Meskipun saat ini belum masuk musim panen, upaya penyerapan gabah petani oleh Bulog terus dilakukan. Hingga saat ini, Bulog telah menyerap sekitar 117 ton gabah kering panen (GKP), dengan mayoritas penyerapan berasal dari wilayah selatan Cianjur, seperti Kecamatan Cidaun dan sekitarnya.
“Penyerapan memang masih cukup kecil karena belum masuk puncak musim panen,” ungkap Renato.
Bulog juga terus berkoordinasi dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Cianjur serta para petugas penyuluh lapangan (PPL) guna memantau wilayah yang telah memasuki masa panen. Selain itu, Bulog juga menyosialisasikan perubahan skema penyerapan dari gabah kering giling (GKG) menjadi gabah kering panen (GKP).
Harga Pembelian Gabah Dijaga
Dalam upaya menjaga stabilitas harga di tingkat petani, pemerintah telah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk GKP sebesar Rp6.500 per kilogram. Renato berharap harga ini dapat dipertahankan agar petani tidak merugi dan bahkan mendapatkan keuntungan lebih jika harga di pasar berada di atas HPP.
“Harapan kami, harga Rp6.500 per kg GKP ini jangan sampai ada yang di bawah di tingkat petani. Kalau sampai ada yang di atas Rp6.500, itu lebih bagus. Jadi petani lebih untung,” jelasnya.
Dengan stok beras yang mencukupi dan penyerapan gabah yang terus berjalan, masyarakat Cianjur diharapkan tidak perlu khawatir akan ketersediaan beras selama Ramadan hingga Idul Fitri nanti.
