![]() |
Foto: Dok. Bencana longsor di jalur Cianjur - Sindangbarang, Jawa Barat |
“Lokasi rawan pada titik misalnya Kabupaten Bogor itu disampaikan jam yang perlu diwaspadai adalah siang hari dan dini hari. Di situ akan turun hujan,” kata Dwikorita dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta Pusat, Selasa (11/3/2025).
Longsor Ancam Wilayah Lereng di Bogor, Sukabumi, dan Cianjur
Dwikorita menekankan bahwa wilayah-wilayah berbukit dan lereng gunung berisiko tinggi mengalami longsor akibat intensitas hujan yang tinggi. Sukabumi dan Cianjur menjadi dua wilayah lain yang diprediksi mengalami cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan bencana.
“Terutama yang membahayakan adalah awan hitam di Sukabumi pada siang hari. Kemudian pada tanggal 11 Maret ini, Cianjur diprediksi mengalami hujan deras baik siang maupun malam. Warna hitam pada peta cuaca ini perlu diwaspadai,” ujarnya.
Menurutnya, pergerakan tanah akibat curah hujan yang tinggi ini dapat diprediksi berdasarkan titik-titik rawan dan waktu kejadian. BMKG akan terus memberikan informasi terkini setiap hari, khususnya bagi daerah-daerah yang berada di sekitar lereng gunung agar masyarakat bisa lebih waspada.
Prediksi Hujan Lebat Hingga 26 Maret
Lebih lanjut, Dwikorita mengungkapkan bahwa pada periode 20-26 Maret 2025, beberapa daerah diprediksi akan mengalami hujan lebat. Selain itu, hujan dengan intensitas sedang juga akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia.
“Potensi hujan lebat ada di Jawa Barat, lokasinya misalnya di Sumatera Selatan, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Jabar, dan Jateng,” tuturnya.
BMKG mengimbau masyarakat, terutama yang berada di wilayah rawan bencana, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor. Pemerintah daerah dan instansi terkait juga diharapkan terus bersinergi dalam mitigasi bencana untuk meminimalisir dampak dari cuaca ekstrem ini.
Dengan adanya peringatan dini ini, masyarakat diharapkan dapat lebih waspada dan mengambil langkah antisipatif guna menghindari risiko yang lebih besar akibat bencana alam.