Wiranata Kusumah adalah putra Bupati Bandung Raden Adipati Kusumadilaga, ia juga pernah menikah dengan Nyi Raden Cicih Wiarsih (Juag Cicih) namun kemudian bercerai dan tidak memiliki putra. Aom Muharam atau Rd. Wiranata Kusumah menjadi Bupati Cianjur hingga tahun 1920, ia kemudian diangkat menjadi Bupati Kab. Bandung hingga tahun 1945 dan merupakan bupati Bandung terakhir sebelum proklamasi kemerdekaan R.I.
Jasanya kepada Cianjur besar sekali, diantaranya mendukung perjuangan Siti Jenab / Ibu Jenab pejuang emansipasi wanita di Cianjur. Suatu ketika, Siti Jenab menghadap Aom Muharam dan mengutarakan cita- citanya ingin mendirikan sekolah khusus bagi wanita pribumi. Cita-cita tersebut didukung Aom Muharam, dan untuk sementara waktu Bupati Cianjur ini mempersilakan Siti Jenab membuat kelas dibelakang pendopo Cianjur.
Cita-cita tersebut kemudian didukung pula oleh Juag Cicih yang saat itu masih bersuamikan Aom Muharam, kelak Juag Cicih inilah yang memberikan tanah wakaf dan menjadi donatur pembangunan gedung sekoalah, yang nantinya dinamai SDN IBU JENAB I.
Aom Muharam juga gigih menyebar luaskan seni Mamaos Cianjuran, ketika menjadi Bupati Bandung dengan gelar R.A.A Wiranata Kusumah V mempopulerkan seni Mamaos, malah Rd. Etje Madjid seniman mamaos sengaja dibawanya ke Bandung untuk mengajarkan Mamaos kepada menak-menak Bandung.
Selain itu jasanya terhadap tanah airpun begitu besar, maka wajar kemudian Aom Muharam diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri pertama oleh Bung Karno diawal kemerdekaan tanah air.
Sumber:
Cianjur dari Masa ke Masa ( Fakta Sejarah dan Cerita Rakyat ) | Yayasan Dalem Aria Cikondang Cianjur. 2020
Penyusun:
R. Luki Muharam, SST
Editor :
R. Pepet Djohar
Dr. Dadang Ahmad Fajar,
M.Ag Memet Muhammad Thohir