-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Menjelajah Stadion Si Jalak Harupat: Jantung Sepak Bola dan Wisata Rakyat Kabupaten Bandung

Sabtu, 12 April 2025 | 21.45 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-12T17:00:16Z


Di balik hiruk pikuk Kabupaten Bandung yang sejuk dan penuh pesona, berdiri megah sebuah bangunan yang menjadi saksi sejarah, semangat, dan kebanggaan warga Jawa Barat—Stadion Si Jalak Harupat. Lebih dari sekadar arena pertandingan, stadion ini telah menjelma menjadi pusat aktivitas masyarakat, arena rekreasi, hingga surga kuliner kaki lima yang menggoda selera.
 
Dari Tanah Soreang untuk Indonesia

Stadion Si Jalak Harupat pertama kali dibangun pada tahun 2003 dan resmi digunakan pada 26 April 2005. Namanya diambil dari tokoh pahlawan Sunda, Raden Haji Mustofa “Si Jalak Harupat,” yang dikenal gigih dan pantang menyerah—karakter yang selaras dengan semangat para pesepak bola yang bertanding di dalamnya.

Dengan kapasitas lebih dari 30.000 penonton, stadion ini telah menjadi tuan rumah bagi berbagai laga besar, mulai dari pertandingan Liga Indonesia hingga ajang internasional seperti Piala AFF dan PON. Tak heran jika stadion ini menjadi kebanggaan warga Kabupaten Bandung.
 
Kandang Persib dan Panggung Prestasi

Bagi Bobotoh—sebutan untuk pendukung setia Persib Bandung—Stadion Si Jalak Harupat bukan hanya tempat menyaksikan tim kesayangan berlaga. Ia adalah rumah, tempat mengukir kenangan, bersorak, bernyanyi, dan berbagi suka duka.

Meski Persib tak selalu bertanding di sini, ketika jadwal membawa mereka ke Si Jalak Harupat, stadion ini sontak berubah menjadi lautan biru. Atmosfer yang tercipta begitu hidup, penuh semangat dan haru.
 
Lebih dari Sekadar Stadion

Setiap pagi dan sore, terutama saat akhir pekan, kawasan stadion dipenuhi warga yang datang untuk berolahraga. Ada yang jogging mengelilingi area luar stadion, ada yang bersepeda, senam bersama, bahkan sekadar berjalan santai sambil menikmati udara segar Soreang.

Kehadiran komunitas-komunitas olahraga, mulai dari komunitas sepeda hingga pecinta lari, menambah semarak suasana. Mereka menjadikan stadion bukan hanya sebagai simbol olahraga profesional, tapi juga ruang publik yang inklusif.
 
Surga Kuliner Kaki Lima

Satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari Si Jalak Harupat adalah keramaian para pedagang di sekitarnya. Deretan gerobak dan tenda menyajikan aneka jajanan khas: cilok hangat dengan bumbu kacang kental, seblak pedas yang menggigit, bakso tusuk, hingga es kelapa muda yang menyegarkan.

Bagi pengunjung yang ingin "jalan-jajan," kawasan ini ibarat pasar rakyat yang hidup, penuh canda tawa anak-anak, dan obrolan ringan antara pedagang dan pembeli. Semua terasa akrab, seperti berada di halaman rumah sendiri.
 
Wajah Terkini Stadion

Stadion Si Jalak Harupat terus berbenah. Beberapa kali mengalami renovasi, terutama untuk menyambut event besar seperti Piala Dunia U-20 yang sempat direncanakan digelar di Indonesia. Fasilitas diperbarui, mulai dari kursi tribun, ruang ganti pemain, lampu sorot, hingga area parkir yang diperluas.

Kini, stadion tidak hanya siap untuk pertandingan besar, tapi juga menjadi ruang representatif bagi wisata olahraga, edukasi sepak bola, hingga kegiatan budaya.
 
Magnet Wisata dan Harapan Masa Depan 

Dengan daya tarik yang komplet—sport, recreation, dan culinary—Stadion Si Jalak Harupat memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata lokal. Tidak sedikit wisatawan domestik yang datang hanya untuk melihat-lihat, berfoto di depan stadion, atau menikmati suasana ramai ala festival rakyat.

Harapannya, pemerintah daerah bisa lebih serius mengelola kawasan ini sebagai pusat kegiatan masyarakat, tak hanya saat ada pertandingan. Dengan perawatan berkelanjutan dan dukungan fasilitas publik yang memadai, stadion ini bisa menjadi ikon Kabupaten Bandung yang lebih hidup dan berdampak.

Stadion Si Jalak Harupat adalah bukti bahwa stadion bukan hanya tempat bertanding, tetapi juga ruang pertemuan, ruang hidup, dan ruang bersama. Di sinilah semangat warga berdenyut setiap hari, dari keringat di lintasan jogging hingga tawa di lapak cilok.

Bagi kamu yang belum pernah ke sana, datanglah saat akhir pekan. Rasakan semangat, hirup udaranya, cicipi jajanannya—dan biarkan Si Jalak Harupat menyambutmu dengan hangat, layaknya rumah kedua di jantung Kabupaten Bandung.
×
Berita Terbaru Update