-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Polisi Temukan Bakteri di Wadah Makanan Program MBG, Penyebab Keracunan Pelajar di Cianjur Masih Didalami

Selasa, 29 April 2025 | 13.56 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-29T06:56:16Z
Kasus keracunan massal puluhan siswa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih dalam proses penyelidikan. Kepolisian Resor (Polres) Cianjur menemukan adanya bakteri berbahaya pada sampel tempat makan (ompreng) yang digunakan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kasatreskrim Polres Cianjur, AKP Tono Listianto, mengungkapkan bahwa hasil uji laboratorium terhadap wadah makan menunjukkan adanya kontaminasi bakteri Staphylococcus sp, Escherichia coli (E. coli), dan Salmonella sp.

"Terkait penanganan MBG, ada temuan beberapa bakteri di sampel pengujian tempat makan atau ompreng, yaitu Staphylococcus sp, Escherichia coli, dan Salmonella sp," kata Tono saat dikonfirmasi, Selasa (29/4/2025).

Meskipun sudah ada temuan bakteri, Tono menegaskan bahwa pihaknya belum bisa menyimpulkan secara pasti bahwa bakteri tersebut menjadi penyebab keracunan massal. Penyelidikan lebih lanjut masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan dan muntahan yang saat ini masih dianalisis di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat.

"Belum bisa disimpulkan sebab akibat dari keracunan ini, karena kami masih menunggu hasil dari uji sampel makanan dan muntahan. Informasinya, hasil tersebut akan keluar sekitar 10 hari kerja," ujar Tono.

Selain itu, untuk memperkuat penyelidikan, polisi juga akan melakukan pemeriksaan terhadap ahli kesehatan dan dokter yang menangani para korban guna memastikan penyebab pasti dari insiden tersebut.

Saat ini, sebanyak 30 orang telah diperiksa sebagai saksi dalam kasus ini. Mereka terdiri dari pihak sekolah yang siswanya menjadi korban, petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur, tiga orang dari Labkesda Cianjur, tim SPPG Cianjur, hingga pemilik, pengelola, dan petugas dapur MBG.

"Total sudah 30 orang yang diperiksa sebagai saksi. Sejauh ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka," tambahnya.

Insiden keracunan massal ini terjadi pada Senin (22/4/2025) dan melibatkan puluhan siswa dari MAN 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur. Para siswa mengalami gejala seperti pusing, mual, dan muntah-muntah setelah menyantap hidangan dari program MBG. Mereka langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

Menyikapi kejadian tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Pemkab juga memastikan seluruh siswa yang menjadi korban mendapatkan pelayanan kesehatan maksimal dan pengawasan ketat dari tenaga medis.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, turut menanggapi peristiwa ini dengan meminta para penyelenggara program MBG untuk lebih berhati-hati ke depannya.

"Jadi ke depan, para penyelenggara harus lebih berhati-hati," tegas Dedi.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sendiri merupakan program pemerintah untuk memastikan asupan gizi pelajar, namun insiden ini menjadi perhatian serius untuk peningkatan pengawasan terhadap standar kebersihan makanan dan peralatannya.

Polres Cianjur berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini dan segera mengungkap penyebab pasti keracunan massal yang menimpa para pelajar.
×
Berita Terbaru Update